Rabu, 03 Agustus 2011

"Kerendahan Hati"

                                                                      Kerendahan Hati oleh Taufik Ismail

Kalau engkau tak mampu menjadi beringin yang tegak di puncak bukit
jadilah belukar, tetapi belukar yang baik, yang tumbuh di tepi danau
kalau kamu tak sanggup menjadi belukar, jadilah saja rumput,
tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya, jadilah saja jalan kecil
Tetapi jalan setapak yang membawa orang ke mata air
Tidaklah semua menjadi kapten, tentu harus ada awak kapalnya..
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu
jadilah saja dirimu..
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri
Puisi yang inspirasional dari Taufik Ismail. Sederhana namun sarat makna, begitulah menurut saya. Tidak harus melakukan sesuatu yang "wah", "super", ataupun melakukan sesuatau yang "besar" untuk membuatmu diakui orang lain. Cukup berikan "Totalitas" pada sesuatu yang kamu anggap penting.
Tidak ada salahnya mengekor pada orang lain. Belajarlah dari raja hebat yang ada disampingmu. Itu hanyalah sebuah awal. Belajar dan terus belajar dan akan tiba saatnya kamu yang akan menjadi kapten.

                                                      Be The Best Whatever You Are by Douglas Malloch

if you can't be pine on the top of the hill
be the scrub in the valley
but be
the best little scrub by the side of the rill
be a bush if you can't be a tree

if you can't be a bush
be a bit of the grass
and some highway some happier make
if you can't be a maskie
then just be a bass
but the liveless bass in the lake

we can't all be captains, we've got some crew
there's something for all of us here
there's big work to do and there's lesser to do
and the task we must do is the near

if you can't be highway then just be a trail
if you can't be sun be a star
it isn't by size that you win or you fail
be the best of whatever you are!

catatan tambahan: penulis puisi kerendahan hati taufik ismail bukan taufiq ismail
ada tuduhan yang mengatakan bahwa taufik ismail menyadur puisi ini dari douglas malloch

1 komentar:

  1. saduran yg cerdas, lugas, sederhana dan sarat makna.
    Eh eh eh mana lagi tulisannya bang? Yuk nulis yuuk :D

    BalasHapus